Friday, July 2, 2010

Intisari kitab Ta'lim Muta'allim karangan Syaikh Al Zamuji (bag. 5)

Kesungguhan Dalam Menuntut Ilmu, Keistiqomahan dan Cita-cita yang Tinggi

  • Santri harus bersungguh sungguh dalam belajar. Harus tekun.
  • Man jadda wajada : “Siapa yang berusaha keras niscaya ia mendapatkannya”.
  • Mencari ilmu tidak akan berhasil tanpa kerja keras dan usaha maksimal yang penuh kesengsaraan (sengsara lantaran hanya bergumul dengan ilmu dan bukan dengan hiburan dan kenikmatan).
  • Naiflah seseorang yang tidak mau berusaha secara optimal padahal sebenarnya ia mampu.
    Jangan terlalu banyak tidur malam hari.
  • Orang yang ingin mendapatkan ilmu haruslah meninggalkan banyak tidur malam.
  • Sebaiknya malam digunakan dalam belajar dan ibadah.
  • Agar tidak banyak tidur di malam hari, sebaiknya tidak banyak makan agar tidak mudah mengantuk.
  • Sebaiknya pelajaran diulang pada awal malam (sebelum tidur) juga di akhir malam (setelah bangun tidur) karena saat-saat tersebut diberkahi.
  • Bersifatlah wara, kurangi tidur, kurangi makan dan tekunlah belajar. Karena sekedar kerja kerasmulah kamu akan diberi.
  • Orang yang ingin sukses sebaiknya mengurangi tidur malam.
  • Gunakanlah masa mudamu dalam menuntut ilmu karena ia tidak akan terulang lagi.
  • Bersungguh-sungguh bukan berarti memaksakan diri (bila memang sudah lelah).
  • Kita tidak boleh memaksakan diri melebihi dari kemampuannya. Karena kalau dipaksakan hanya bisa melemahkan badan dan tidak mampu bekerja lagi.
  • Tuntutlah ilmu itu pelan-pelan saja tapi kontinyu. Intinya adalah kesabaran.
  • Bercitalah setinggi-tingginya. Karena orang yang tinggi derajatnya biasanya lantaran pernah bercita-cita tinggi.
  • Modal pokok dari segalanya adalah kesungguhan. Semua bisa didapat dengan kesungguhan dan bercita luhur.
  • Ingin pandai tapi tidak mau sungguh-sungguh, tentu tidak dapat ilmu kecuali sedikit.
    Bersungguh-sungguhlah tapi jangan tergesa-gesa.
  • Kamu itu memang bodoh (dan itu harus diakui), tapi kebodohan itu bisa kamu usir dengan terus menerus belajar.
  • Jauhilan sifat malas karena itu sumber keburukan dan kerusakan yang amat besar.
  • Jangan suka menunda karena itu kebiasaan para pemalas. Dan sifat malas itu mendatangkan keburukan dan malapetaka.
  • Tinggalkanlah malas dan menunda supaya tidak tetap dalam kehinaan.
  • Tidak ada yang diberikan kepada pemalas kecuali penyesalan lantaran gagal meraih cita-cita.
  • Penderitaan, kelemahan dan penyesalan bermula dari sifat malas.
  • Malas belajar timbul karena kurang sadarnya perhatian terhadap keutamaan dan pentingnya ilmu.
  • Ilmu akan kekal sedangkan harta benda akan sirna.
  • Orang yang ilmunya bermanfaat (dengan jalan diamalkan dan diajarkan) akan tetap dikenang sekalipun orang itu telah meninggal.
  • Lupa disebabkan banyaknya dahak. Banyak dahak lantaran banyak minum dan makan.
  • Bersiwak dapat mengurangi dahak, menguatkan hapalan dan menyebabkan kefasihan.
  • Perut yang penuh lantaran banyak makan mengurangi ketangkasan (untuk bergerak lebih mudah).
  • Makan terlalu kenyang itu membahayakan. Orang yang banyak makan biasanya tidak disukai teman.

No comments:

Post a Comment