Kesungguhan Dalam Menuntut Ilmu, Keistiqomahan dan Cita-cita yang Tinggi
- Santri harus bersungguh sungguh dalam belajar. Harus tekun.
- Man jadda wajada : “Siapa yang berusaha keras niscaya ia mendapatkannya”.
- Mencari ilmu tidak akan berhasil tanpa kerja keras dan usaha maksimal yang penuh kesengsaraan (sengsara lantaran hanya bergumul dengan ilmu dan bukan dengan hiburan dan kenikmatan).
- Naiflah seseorang yang tidak mau berusaha secara optimal padahal sebenarnya ia mampu.
Jangan terlalu banyak tidur malam hari. - Orang yang ingin mendapatkan ilmu haruslah meninggalkan banyak tidur malam.
- Sebaiknya malam digunakan dalam belajar dan ibadah.
- Agar tidak banyak tidur di malam hari, sebaiknya tidak banyak makan agar tidak mudah mengantuk.
- Sebaiknya pelajaran diulang pada awal malam (sebelum tidur) juga di akhir malam (setelah bangun tidur) karena saat-saat tersebut diberkahi.
- Bersifatlah wara, kurangi tidur, kurangi makan dan tekunlah belajar. Karena sekedar kerja kerasmulah kamu akan diberi.
- Orang yang ingin sukses sebaiknya mengurangi tidur malam.
- Gunakanlah masa mudamu dalam menuntut ilmu karena ia tidak akan terulang lagi.
- Bersungguh-sungguh bukan berarti memaksakan diri (bila memang sudah lelah).
- Kita tidak boleh memaksakan diri melebihi dari kemampuannya. Karena kalau dipaksakan hanya bisa melemahkan badan dan tidak mampu bekerja lagi.
- Tuntutlah ilmu itu pelan-pelan saja tapi kontinyu. Intinya adalah kesabaran.
- Bercitalah setinggi-tingginya. Karena orang yang tinggi derajatnya biasanya lantaran pernah bercita-cita tinggi.
- Modal pokok dari segalanya adalah kesungguhan. Semua bisa didapat dengan kesungguhan dan bercita luhur.
- Ingin pandai tapi tidak mau sungguh-sungguh, tentu tidak dapat ilmu kecuali sedikit.
Bersungguh-sungguhlah tapi jangan tergesa-gesa. - Kamu itu memang bodoh (dan itu harus diakui), tapi kebodohan itu bisa kamu usir dengan terus menerus belajar.
- Jauhilan sifat malas karena itu sumber keburukan dan kerusakan yang amat besar.
- Jangan suka menunda karena itu kebiasaan para pemalas. Dan sifat malas itu mendatangkan keburukan dan malapetaka.
- Tinggalkanlah malas dan menunda supaya tidak tetap dalam kehinaan.
- Tidak ada yang diberikan kepada pemalas kecuali penyesalan lantaran gagal meraih cita-cita.
- Penderitaan, kelemahan dan penyesalan bermula dari sifat malas.
- Malas belajar timbul karena kurang sadarnya perhatian terhadap keutamaan dan pentingnya ilmu.
- Ilmu akan kekal sedangkan harta benda akan sirna.
- Orang yang ilmunya bermanfaat (dengan jalan diamalkan dan diajarkan) akan tetap dikenang sekalipun orang itu telah meninggal.
- Lupa disebabkan banyaknya dahak. Banyak dahak lantaran banyak minum dan makan.
- Bersiwak dapat mengurangi dahak, menguatkan hapalan dan menyebabkan kefasihan.
- Perut yang penuh lantaran banyak makan mengurangi ketangkasan (untuk bergerak lebih mudah).
- Makan terlalu kenyang itu membahayakan. Orang yang banyak makan biasanya tidak disukai teman.
No comments:
Post a Comment