Friday, July 2, 2010

Intisari kitab Ta'lim Muta'allim karangan Syaikh Al Zamuji (bag. 13-habis)

Hal-Hal yang Dapat Mempermudah Datangnya Rezeki dan yang Menghambatnya
  • Hanya doa yang bisa menolak takdir.
  • Terhalang rezeki lantaran dosa yang dikerjakannya. Terlebih dosa dari dusta karena dusta dapat menyebabkan kefakiran.
  • Tidur di pagi hari bisa menyebabkan fakir harta juga fakir ilmu.
  • Termasuk rugi bila malam dibiarkan lewat begitu saja tanpa guna, karena malam juga termasuk dari umur yang dijatah.
  • Hal-hal lain yang dapat menghalangi rezeki ialah: tidur dengan telanjang, kencing telanjang, makan dalam keadaan junub, tidur di atas lambung, membiarkan ada makanan yang terjatuh dan tidak diambil, membakar kulit bawang merah dan bawang putih, menyapu rumah dengan sapu tangan, menyapu rumah pada malam hari, membiarkan sampah di dalam rumah, berjalan di muka orangtua, memanggil orangtua dengan nama, membersihkan gigi dengan sembarang kayu, membersihkan tangan dengan debu, duduk di muka pintu, bersandar di daun pintu, berwudu di tempat beristirahat, menambal baju yang sedang dikenakan, membersihkan badan dengan baju, membiarkan sarang laba-laba di dalam rumah, meremehkan salat.
  • Hal-hal yang bisa menyebabkan kefakiran antara lain: tergesa keluar dari masjid ba'da subuh, terlalu pagi pergi ke pasar dan pulang paling akhir, membeli roti dari pengemis, mendoakan dengan doa yang buruk untuk anak, tidak menutup wadah, meniup lampu, menulis dengan pulpen yang diikat, menyisir rambut dengan sisir yang patah, tidak mau mendoakan orangtua, mengenakan surban dengan duduk, mengenakan celana dengan berdiri, kikir dan pelit, terlalu hemat, menunda atau meremehkan segala urusan.
  • Rasulullah Saw bersabda: "Memohonlah kalian turunnya rezeki dengan bersedekah".
  • Adapun hal-hal yang bisa mendatangkan rezeki antara lain: bangun pagi sekali, menulis dengan tulisan yang indah, bermuka ceria, dan berbicara dengan perkataan yang baik.
  • Hal lainnya: mencuci pakaian, menyapu halaman, salat dengan khusyuk, salat duha, membaca surah waqiah, almulk, allail, muzammil, alam nasyrah, di waktu malam, datang ke masjid sebelum azan dikumandangkan, mendawamkan wudu, salat sunah fajar dan witir di rumah, dll.
  • Jangan membicarakan hal-hal duniawi setelah salat witir.
  • Jangan banyak bergaul dengan perempuan, terkecuali ada hajat.
  • Jangan membicarakan hal hal yang tidak bermanfaat.
  • Siapa yang mengerjakan hal tidak berguna berarti ia telah kehilangan hal yang berguna.
  • Ali bin Abi Thalib berkata: siapa yang sempurna akalnya niscaya sedikit bicaranya.
  • Berbicara itu hiasan sedangkan diam itu keselamatan.
  • Jangan banyak berbicara, bicaralah seperlunya saja.
  • Memang mungkin kita akan menyesal karena telah diam. Tapi itu tidak seberapa dengan menyesal karena bicara.
  • Salah satu amalan murah rezeki adalah bacaan: "subhanallah al azhim subhanallah wa bihamdih astagfirullah wa atubu ilaih";
    سبحان الله العظيم سبحان الله و بحمده استغفرالله و اتوب اليه
    dibaca setelah terbit fajar hingga menjelang salat subuh.
    "La ilaha illallah al malikul haqqul mubin"
    لا اله الا الله الملك الحق المبين
    sebanyak seratus kali dibaca setiap pagi dan sore.
  • Setiap fajar dan sehabis salat bacalah "Alhamdulillah wa subhanallah wa la ilaha illallah" sebanyak 33 kali.
    الحمد لله و سبحان الله و لا اله الا الله
  • Perbanyaklah membaca salawat kepada Nabi.
  • Perbanyaklah membaca "La haula wala quwwata illa billah al aliyil azhim"
    لا حول ولا قوة الا بالله العالي العظيم
  • Bacalah doa: "Ya Allah cukupkanlah aku dengan yang halal dari yang haram, dan cukupkanlah pula aku dengan karunia-Mu dari menghajatkan kepada selain-MU". Dibaca sebanyak tujuh puluh kali.
  • Pujian-pujian sebagai berikut: "antallah al aziz al alhakim antallah ala malikull quddus antallah alhalimul karim".
    انت الله العزيز الحكيم انت الله الملك القدوس انت الله الحليم الكريم


TAMMAT

Intisari kitab Ta'lim Muta'allim karangan Syaikh Al Zamuji (bag. 12)

Hal-Hal yang Dapat Menguatkan Hapalan dan yang Melemahkannya
  • Hal-hal yang dapat menguatkan hapalan antara lain: tekun belajar, mengurangi makan, salat malam, dan membaca Alquran.
  • Membaca Alquran yang baik adalah dengan melihat mushaf.
  • Perbanyaklah salawat kepada Nabi Muhammad saw.
  • Kuat hapalan adalah karunia dari Allah, dan karunia Allah tidak akan diberikan kepada orang yang maksiyat.
  • Hal-hal yang dapat merusak hapalan antara lain: banyak berbuat maksiyat, banyak dosa, banyak berpikir susah, terlalu memikirkan harta, dan terlalu banyak kerja.
  • Orang yang cemas dengan urusan dunia biasanya karena hatinya gelap. Dan orang yang senantiasa memikirkan urusan akhirat hatinya bercahaya. Dan itu terlihat dari salatnya.
  • Salat dengan khusyuk dan menyibukkan diri dengan mencari ilmu dapat menghilangkan penderitaan dan kesusahan.

Intisari kitab Ta'lim Muta'allim karangan Syaikh Al Zamuji (bag. 11)

Wara'
  • Bersikaplah wara (menjaga dari hal hal yang tidak jelas halalnya).
  • Rasulullah bersabda: "Barangsiapa yang tidak berlaku wara ketika belajar ilmu maka dia akan diuji oleh Allah dengan salah satu dari tiga hal; mati muda, tinggal bersama-sama orang yang bodoh atau diuji menjadi pelayan pemerintah.
  • Termasuk sifat wara adalah menghindari rasa kenyang perut, banyak tidur, dan banyak bicara yang tidak berguna.
  • Jangan suka makan makanan di pasar karena sedikit berkahnya lantaran orang miskin menginginkannya namun tidak bisa membelinya.
  • Para ulama salaf diberi keluasan ilmu berkah dari bersikap wara.
  • Jauhilah menggunjing dan berkumpul dengan orang yang banyak bicara.
  • Orang yang banyak bicara telah mencuri umurmu dan membuang waktumu.
  • Termasuk sifat wara lagi adalah: menyingkir dari orang yang suka berbuat kerusakan dan maksiat, dari orang yang suka menganggur. Karena kita bisa terpengaruh.
  • Hadaplah kiblat ketika belajar.
  • Jangan pernah meremehkan hal-hal adab sopan santun dan -hal yang disunnahkan.
  • Orang yang terbiasa meremehkan akhlak bisa meremehkan hal-hal yang sunnah dan itu bisa membawa kepada meremehkan hal-hal yang wajib. Sedangkan meremehkan ibadah wajib tentu terhalang dari perkara-perkara akhirat.
  • Seorang santri harus memperbanyak salat dan khusyuk di dalamnya. Karena itu membantu memperoleh ilmu dan dalam belajar.
  • Jagalah perintah dan larangan Allah, kerjakanlah salat, tuntutlah ilmu agama, dan giatlah dalam memohon pertolongan melalui amalan yang baik, niscaya kamu akan menjadi ahli ilmu agama.
  • Bawalah buku kemana saja untuk dipelajari. Dan catatlah apa yang kau dengar dari gurumu.

Intisari kitab Ta'lim Muta'allim karangan Syaikh Al Zamuji (bag. 10)

Mencari Tambahan Ilmu Pengetahuan
  • Santri harus menambah ilmu setiap harinya agar mendapat kemuliaan.
  • Jangan lupa untuk membawa buku dan alat tulis guna menulis ilmu yang bermanfaat yang ia temukan.
  • Menghapal sebaik-baik yang didengarkan. Mengatakan sebaik-baik yang dihapal.
  • Hapalah pelajaran sedikit demi sedikit setiap harinya. Karena sesuatu yang banyak dimulai dari yang sedikit.
  • Malam itu terlalu panjang jangan kamu habiskan untuk tidur. Siang hari itu terang benderang jangan kau redupkan dengan -dosamu.
  • Santri harus memanfaatkan benar waktu selama bersama ulama. Gunakan untuk menimba pengetahuan dari mereka. Karena kalau sampai ia telah berlalu maka kesempatan itu tidak akan datang lagi.
  • Kehinaan dan kerugian akibat dari tidak menghiraukan ilmu Allah pada diri para ulama. Maka berlindunglah kepada Allah siang dan malam.
  • Para penuntut ilmu itu harus tahan menanggung penderitaan dan kehinaan ketika menuntut ilmu.
  • Menuntut ilmu itu tidak bisa dipisahkan dari guru dan teman-teman belajar.
  • Kamu tidak akan memperoleh kemuliaan selama kamu tidak menghinakan dirimu sendiri dengan menuntut ilmu yang penuh penderitaan.

Intisari kitab Ta'lim Muta'allim karangan Syaikh Al Zamuji (bag. 9)

Saling Mengasihi dan Menasehati
  • Orang berilmu harus saling menghormati dan menyayangi sesama dan tidak iri dengki.
  • Anak seorang alim menjadi alim pula berkat ia mengajar anak-anak orang lain terlebih dahulu daripada anaknya sendiri.
  • Jangan suka berdebat karena hal itu menyiakan waktu.
  • Biarkanlah orang yang berlaku jahat padamu, cukuplah apa yang ia lakukan menjadi balasan kejahatannya.
  • Bila kau ingin musuhmu mati karena sedih hati atau bertambah gelisah, maka tambahlah ilmumu sehingga ia akan semakin bertambah menderita batin.
  • Kamu harus sibuk melakukan kebaikan dan hindarilah permusuhan. Karena bila kebaikan semakin tampak pada dirimu, keganasan musuh pun akan lenyap.
  • Karena permusuhan hanya akan membuatmu terpojok dan membuang waktumu.
  • Hindarilah permusuhan terlebih kepada orang yang bodoh.
  • Jangan suka berprasangka buruk dengan orang lain karena itu sumber permusuhan.
  • Jika perbuatan seseorang buruk berarti dugaannya pun buruk.
  • Tambahlah kebaikan kepada orang lain sekalipun ia berbuat buruk kepadamu. Karena kelak kamu akan terlindung dari tipu dayanya dan dia akan tertimpa apa yang telah ia lakukan.
  • Jika kamu ditipu orang jangan balas dengan menipunya.

  • Biasanya orang-orang pandai memiliki musuh dari orang-orang bodoh yang sengaja mempersulitnya. Orang-orang bodoh tadi memang ingin menzaliminya saja, tapi sebaiknya jangan menghiraukannya dan membalasnya.

Intisari kitab Ta'lim Muta'allim karangan Syaikh Al Zamuji (bag. 8)

Waktu-Waktu Baik Buat Belajar

  • Janganlah menyibukkan diri kecuali dalam menuntut ilmu.
  • Para ulama bahkan ada yang pernah tidak nyenyak selama empat puluh tahun.
  • Masa muda harus digunakan untuk menuntut ilmu sebaik-baiknya.
  • Waktu yang paling baik untuk belajar adalah menjelang waktu subuh dan antara magrib dan isya.
  • Santri harus mempergunakan seluruh waktunya hanya untuk belajar.
  • Andai jika timbul rasa jemu pada sebuah pelajaran hendaknya beralih kepada pelajaran yang lain.

Intisari kitab Ta'lim Muta'allim karangan Syaikh Al Zamuji (bag. 7)

Tawakkal

  • Bertawakal lah kepada Allah dalam masalah rezeki ketika menuntut ilmu. Tidak perlu mencemaskannya. Karena ada hadis nabi yang mengatakan orang yang memperdalam ilmu agama niscaya akan Allah cukupkan dan Ia beri rezeki dari jalan yang tidak ia sangka-sangka.
  • Orang yang sibuk dengan perkara rezeki dalam hal makanan dan pakaian, biasanya tidak gubris lagi dengan akhlak mulia dan hal-hal yang tinggi lainnya.
  • Manshur al hallaj berkata: sibukanlah nafsumu, karena bila tidak ialah yang akan membuatmu sibuk.
  • Orang yang berakal tentunya tidaklah boleh cemas dengan urusan dunia.
  • Tidak memikirkan rezeki bukan berati tidak bekerja loh.
  • Para penuntut ilmu sebaiknya menjauhi urusan duniawi sebisanya.
  • Santri harus sabar dan tabah selama menuntut ilmu. Karena memang fitrahnya bahwa pergi menuntut ilmu berarti harus berhadapan dengan kesengsaraan.
  • Orang yang tabah selama di dalam menuntut ilmu akan mendapatkan manis dan lezatnya ilmu.

Intisari kitab Ta'lim Muta'allim karangan Syaikh Al Zamuji (bag. 6)

Mulai Belajar, Ukuran dan Urutannya.
  • Mulailah dari hari rabu karena pada hari itu cahaya diciptakan.
  • Para santri seharusnya memulai belajar dengan cara menghapal kitab lalu kemudian memahaminya. Setelah paham baru menambah sedikit demi sedikit.
  • Setiap kitab atau buku sebaiknya diulang dua kali. Tapi kalau lebih tebal kalau bisa sampai sepuluh kali. Biasakanlah hal ini.
  • Mulailah juga dari buku-buku yang mudah dipaham. Karena ia tidak membuat kita cepat bosan dan akan melekat.
  • Setelah menghapal dan memaham baru lakukanlah pencatatan.
  • Jangan mencatat sebelum paham karena itu membuang-buang waktu.
  • Santri harus benar-benar memahami apa yang dikatakan gurunya. Kemudian mengulang-ngulangnya hingga benar-benar mengerti.
  • Jangan biasakan tidak mau memahami apa yang disampaikan oleh pengajar, karena bisa menjadi kebiasaan sehingga ia tidak dapat memahami apa-apa kecuali sedikit.
  • Jangan lupa untuk berdoa ketika memahami pelajarannya.
  • Setelah benar-benar paham dan tidak khawatir akan lupa, baru kemudian melangkah ke pelajaran selanjutnya.
  • Cara mudah agar tidak lupa dengan pelajaran adalah dengan mengajarkannya kepada orang lain.
  • Hal yang baik bila suatu masalah atau satu pendapat didiskusikan. Karena belajar dengan diskusi itu lebih efektif daripada belajar sendiri. Sebab dalam diskusi kita dituntut untuk lebih berpikir dan lebih maksimal.
  • Jangan berdiskusi dengan orang yang buruk tabiatnya atau dengan orang yang tidak mencari kebenaran yang hanya ingin mempersulit orang.
  • Santri haruslah membiasakan berpikir keras tentang pelajaran yang sukar dipahami, karena banyak hal bisa dipaham lantaran setelah dipikirkan.
  • Jangan berbicara atau menyampaikan sesuatu sebelum berpikir agar tidak tersalah.
  • Para santri harus terus menerus belajar kapan saja dan dari mana saja menambah pengetahuannya.
  • Biasakanlah lisan dalam bertanya dan biasakanlah hati yang banyak berpikir.
  • Pertanyaan yang bagus disampaikan adalah "Bagaimana pendapatmu tentang masalah ini?"
  • Sering-seringlah bertukar pikiran dengan orang lain.
  • Tidak masalah bila santri bekerja. Tapi tetaplah belajar dan jangan malas-malasan.
  • Jangan ada alasan untuk tidak belajar.
  • Jangan lupa untuk bersyukur mengucap hamdalah ketika paham dengan satu masalah, semoga ditambahkan oleh Allah swt.
  • Jauhilan sifat kikir/pelit.
  • Belilah buku karena itu memudahkan dalam belajar dari orang lain.
  • Jangan rakus dengan harta orang lain.
  • Tinggalkanlah sifat tamak dengan harta orang lain dan sifat kikir dengan harta sendiri.
  • Orang-orang dulu, mereka belajar bekerja baru mencari ilmu pengetahuan agar mereka tidak tamak dengan harta orang lain.
  • Berharaplah hanya kepada Allah.
  • Santri mengulang pelajaran sebaiknya konsisten. Semisal setiap harinya ia mengulang pelajaran hingga sepuluh kali. Maka lakukanlah sejumlah itu pula di hari hari berikutnya.
  • Ingat! Pelajaran tidak akan melekat bila tidak diulang-ulang.
  • Biasakanlah membaca dengan keras, tanda semangat supaya tidak bosan.
  • Santri tidak boleh berputus asa karena itu berakibat buruk.
  • Saran yang baik dalam bidang fikih adalah dengan menghapal satu kitab saja darinya dan itu akan memudahkan dalam mempelajari kitab kitab lainnya.

Intisari kitab Ta'lim Muta'allim karangan Syaikh Al Zamuji (bag. 5)

Kesungguhan Dalam Menuntut Ilmu, Keistiqomahan dan Cita-cita yang Tinggi

  • Santri harus bersungguh sungguh dalam belajar. Harus tekun.
  • Man jadda wajada : “Siapa yang berusaha keras niscaya ia mendapatkannya”.
  • Mencari ilmu tidak akan berhasil tanpa kerja keras dan usaha maksimal yang penuh kesengsaraan (sengsara lantaran hanya bergumul dengan ilmu dan bukan dengan hiburan dan kenikmatan).
  • Naiflah seseorang yang tidak mau berusaha secara optimal padahal sebenarnya ia mampu.
    Jangan terlalu banyak tidur malam hari.
  • Orang yang ingin mendapatkan ilmu haruslah meninggalkan banyak tidur malam.
  • Sebaiknya malam digunakan dalam belajar dan ibadah.
  • Agar tidak banyak tidur di malam hari, sebaiknya tidak banyak makan agar tidak mudah mengantuk.
  • Sebaiknya pelajaran diulang pada awal malam (sebelum tidur) juga di akhir malam (setelah bangun tidur) karena saat-saat tersebut diberkahi.
  • Bersifatlah wara, kurangi tidur, kurangi makan dan tekunlah belajar. Karena sekedar kerja kerasmulah kamu akan diberi.
  • Orang yang ingin sukses sebaiknya mengurangi tidur malam.
  • Gunakanlah masa mudamu dalam menuntut ilmu karena ia tidak akan terulang lagi.
  • Bersungguh-sungguh bukan berarti memaksakan diri (bila memang sudah lelah).
  • Kita tidak boleh memaksakan diri melebihi dari kemampuannya. Karena kalau dipaksakan hanya bisa melemahkan badan dan tidak mampu bekerja lagi.
  • Tuntutlah ilmu itu pelan-pelan saja tapi kontinyu. Intinya adalah kesabaran.
  • Bercitalah setinggi-tingginya. Karena orang yang tinggi derajatnya biasanya lantaran pernah bercita-cita tinggi.
  • Modal pokok dari segalanya adalah kesungguhan. Semua bisa didapat dengan kesungguhan dan bercita luhur.
  • Ingin pandai tapi tidak mau sungguh-sungguh, tentu tidak dapat ilmu kecuali sedikit.
    Bersungguh-sungguhlah tapi jangan tergesa-gesa.
  • Kamu itu memang bodoh (dan itu harus diakui), tapi kebodohan itu bisa kamu usir dengan terus menerus belajar.
  • Jauhilan sifat malas karena itu sumber keburukan dan kerusakan yang amat besar.
  • Jangan suka menunda karena itu kebiasaan para pemalas. Dan sifat malas itu mendatangkan keburukan dan malapetaka.
  • Tinggalkanlah malas dan menunda supaya tidak tetap dalam kehinaan.
  • Tidak ada yang diberikan kepada pemalas kecuali penyesalan lantaran gagal meraih cita-cita.
  • Penderitaan, kelemahan dan penyesalan bermula dari sifat malas.
  • Malas belajar timbul karena kurang sadarnya perhatian terhadap keutamaan dan pentingnya ilmu.
  • Ilmu akan kekal sedangkan harta benda akan sirna.
  • Orang yang ilmunya bermanfaat (dengan jalan diamalkan dan diajarkan) akan tetap dikenang sekalipun orang itu telah meninggal.
  • Lupa disebabkan banyaknya dahak. Banyak dahak lantaran banyak minum dan makan.
  • Bersiwak dapat mengurangi dahak, menguatkan hapalan dan menyebabkan kefasihan.
  • Perut yang penuh lantaran banyak makan mengurangi ketangkasan (untuk bergerak lebih mudah).
  • Makan terlalu kenyang itu membahayakan. Orang yang banyak makan biasanya tidak disukai teman.

Intisari kitab Ta'lim Muta'allim karangan Syaikh Al Zamuji (bag. 4)

Cara Menghormati Ilmu dan Guru
  • Tidak akan memperoleh ilmu dan tidak akan dapat mengambil manfaatnya bila tidak mau menghormati ilmu dan gurunya.
  • Cara menghormati guru antara lain: tidak berjalan di depan gurunya, tidak duduk di tempat yang diduduki gurunya, bila dihadapan gurunya tidak memulai pembicaraan kecuali ada izinnya.
  • Janganlah terlalu banyak bicara di hadapan guru, tidak menanyainya yang sedang dalam keadaan lelah atau bosan, perhatikan waktunya, tidak mengganggunya di rumahnya. Intinya santri haruslah mencari keridhoaan dari gurunya.
  • Jangan menyakiti hati guru karena itu menyebabkan ilmu tidak dapat berkah.
  • Cara menghormati guru adalah dengan menghormati kitab atau buku.
  • Usahakanlah jangan memegang buku kecuali dalam keadaan suci.
  • Ilmu itu adalah cahaya, sedangkan wudhu juga cahaya. Cahaya ilmu tidak akan bertambah kecuali dengan berwudhu.
  • Menghormati buku juga dengan cara: tidak meletakkan buku di dekat kakinya ketika bersila, meletakkan buku-buku tafsir Alquran di bawah buku-buku lain, juga tidak meletakkan apa pun (benda-benda) di atas buku. Kecuali kalau ia tidak berniat meremehkan. Tapi alangkah lebih baiknya bila tidak melakukannya.
  • Perbaguslah tulisan di dalam buku. Jangan terlalu kecil sehingga sulit dibaca.
  • Sebaiknya tidak menggunakan tinta warna merah dalam menulis. Karena itu kebiasaan para filosof dan bukan kebiasaan para ulama salaf.
  • Cara lain dalam menghormati ilmu adalah dengan menghormati teman belajar terutama orang yang mengajarnya.
  • Hendaknya tetap mendengarkan ilmu dan hikmah dengan penuh hormat, sekalipun ia telah berkali kali mendengarnya.
  • Sebaiknya santri tidak sembarangan memilih ilmu, tapi diserahkan kepada gurunya (tentunya yang sudah mengenal baik tentangnya). Karena gurunya biasanya lebih tahu dengan yang terbaik bagi santrinya tersebut.
  • Janganlah terlalu dekat duduk dengan gurunya.
  • Santri harus meninggalkan akhlak yang tercela. Karena akhlak yang tercela diumpamakan binatang anjing yang samar.
  • Ilmu adalah musuh bagi orang-orang yang congkak. (artinya orang sombong yang enggan mendapatkan ilmu tidak akan pernah paham apa-apa).
  • Kemuliaan itu datang bukan karena usaha, tapi dari pemberian dan karunia Allah.

Intisari kitab Ta'lim Muta'allim karangan Syaikh Al Zamuji (bag. 3)

Cara Memilih Ilmu, Guru, Teman dan Definisi Ketekunan Dalam Belajar
  • Seorang santri harus memilih ilmu yang paling baik dan yang paling cocok baginya.
  • Dalam ilmu agama (ilmu untuk urusan akhirat), ilmu tauhid (ilmu tentang akidah) haruslah diutamakan.
  • Tinggalkan perdebatan (terutama dalam displin ilmu fikih) karena ia menjauhkan seseorang dari ilmu itu sendiri, menyia-nyiakan umur, menimbulkan keresahan dan menimbulkan permusuhan (di antara pelaku debat).
  • Carilah guru yang alim yang wara' dan yang lebih tua dalam pengalaman.
  • Seharusnya setiap orang bermusyawarah lebih dahulu dengan orang alim dalam masalah menuntut ilmu dan juga segala urusan selainnya.
  • Kesabaran dan ketabahan plus ketekunan adalah hal pokok (yang harus ada) dari segala urusan.
  • Keberanian adalah kesabaran menghadapi kesulitan dan penderitaan.
  • Seorang santri/penuntut ilmu harus sabar ketika mengaji/belajar kepada seorang guru, dan harus sabar dalam satu pelajaran sampai ia benar-benar paham. Hal itu guna tidak menyebabkan waktunya sia-sia. (maksudnya jangan setengah-setengah menuntut sebuah ilmu).
  • Santri tidak boleh menuruti hawa nafsunya karena ia rendah nilainya. Barangsiapa yang kalah dengan hawa nafsu berarti ia telah kalah dari kehinaan.
  • Santri harus tabah dengan ujian dan cobaan karena gudang ilmu itu diliputi dengan cobaan dan ujian.
  • Ali bin abi Talib ra pernah berkata: "Ketahuilah, bahwa kamu tidak akan memperoleh ilmu kecuali dengan bekal enam perkara, 1. cerdas (dalam memilih ilmu, guru dan mengatur waktu), 2. semangat (yang tinggi), 3. penuh kesabaran (tidak pernah putus asa karena belum paham), 4. memiliki bekal (maksudnya ada biaya selama belajar), 5. petunjuk atau bimbingan dari guru (maksudnya ada seorang yang mengajari/membimbing pemahaman, tidak menduga-duga pemahaman), dan 6. waktu yang lama.
  • Santri harus berteman dengan orang yang tekun belajarnya, besifat wara, dan berwatak isitiqomah (konsisten) juga dengan orang-orang yang suka memahami ayat-ayat Alquran dan hadis nabi. (mungkin agar tertular hal hal baik tersebut pada diri kita).
  • Jangan pilih teman yang malas, banyak bicara dan suka memfitnah.
  • Bertemanlah dengan orang baik engkau pun akan mendapatkan petunjuk.
  • Orang banyak rusak lantaran teman yang rusak.
  • Malas adalah penyakit yang menular. Sebelum memilih seseorang untuk dijadikan teman, lihatlah terlebih dahulu siapa yang menjadi teman-temannya.

Intisari kitab Ta'lim Muta'allim karangan Syaikh Al Zamuji (bag. 2)

Niat Dalam Menuntut Ilmu
  • Niat menuntut ilmu haruslah salah satu dari beberapa hal berikut: 1. ikhlas mengharap ridho Allah semata, 2. mencari kebahagiaan di alam akhirat (masuk surga), 3. menghidupkan agama, 4. menghilangkan kebodohan pada diri sendiri dan orang lain, dan 5. demi melestarikan islam.
  • Orang yang tekun beribadah namun bodoh (maksudnya: beribadah tapi tanpa tahu ilmunya yang benar, hanya berdasarkan dugaan dan melihat lalu mengikut kepada orang yang juga tak dikenal kealimannya) lebih berbahaya daripada orang alim tapi durhaka (maksudnya tidak mengamalkan ilmu yang sudah didapatnya). Kedua macam orang ini adalah penyebab fitnah di kalangan umat dan tidak layak dijadikan panutan.
  • Janganlah pernah tebersit niat ketika menuntut ilmu itu agar dihormati orang-orang, atau untuk mendapatkan harta benda dunia (mengharap orang-orang hormat padanya lalu memberi hadiah padanya), atau agar mendapat penghormatan di hadapan pejabat dna penguasa atau lainnya.
  • Barangsiapa yang telah menikmati lezatnya ilmu (adalah “lezat” mengetahui sesuatu yang sebelumnya tidak diketahui) dan nikmatnya mengamalkan ilmu, tentu ia tidak akan tertarik dengan harta milik orang lain.
  • Tapi boleh juga berniat dalam menuntut ilmu agar ia mendapatkan kedudukan di masyarakat yang (dengan syarat) dengan kedudukan tadi kelak bisa ia gunakan dalam rangka amar makruf nahi munkar, menjalankan kebenaran dan menegakkan agama Allah.
  • Para ulama haruslah menghindari hal-hal yang dapat merendahkan derajatnya (muruah). Ia harus tawadu, dan tidak tamak terhadap harta dunia.
  • Orang alim harus tetap berwibawa sekalipun bersikap tawadhu. Hal itu agar ilmu dan agama tidak dilecehkan oleh orang-orang. (tawadhu/tidak bermewah-mewah boleh, tapi jangan sampai harus berpakaian atau bersikap yang memprihatinkan hingga dihinakan orang-orang).

Intisari Kitab Ta'lim Muta'allim karangan Syaikh Al Zamuji (bag. 1)

Hakikat Ilmu, Hukum Menuntut Ilmu dan Keutamaan Ilmu


  • Ilmu tidak bermanfaat artinya ilmu tersebut tidak dapat diamalkan dan disebarkan.

  • Salah satu penyebab ilmu tidak bermanfaat adalah keliru ketika menuntut ilmu.

  • Ilmu yang paling utama adalah ilmu hal. Artinya ilmu yang diperlukan saat itu. (Misal: ilmu berdagang bagi orang yang ingin memulai berdagang; ilmu pernikahan bagi orang yang berumah tangga [penj])

  • Dan yang paling penting tentu adalah ilmu agama. Karena setiap orang Islam mestilah tahu dengan kewajibannya sebagai seorang muslim. Semisal ilmu tentang salat, zakat, haji dan lain-lain.

  • Karena demi melakukan sesuatu harus disertai ilmunya, dan itu wajib hukumnya (suatu kemestian), maka menuntut ilmunya tersebut tentu wajib juga hukumnya.

  • Setiap Muslim juga mesti menuntut ilmu hati seperti tawakal, taubat, takut kepada Allah, ridho, dsb; karena semua ilmu itu dibutuhkan pada segala keadaan.

  • Ilmu hanya dimiliki oleh manusia. Makhluk selain manusia tidak memilikinya.

  • Dengan ilmulah Nabi Adam as mendapat kemuliaan sehingga para malaikat disuruh untuk bersujud kepadanya.

  • Jadi intinya berilmu itu sangatlah penting. Karena ilmu menjadi wasilah (perangkat) untuk bertakwa.

  • Ingin mendapatkan petunjuk dari Allah, ya caranya dengan menuntut ilmu agama. Karena kalau tidak dituntut ya tidak bakal dapat.

  • Orang yang ahli ilmu agama dan bersifat wara lebih berat bagi setan untuk menggoda ketimbang seribu orang ahli ibadah yang melakukan ibadah tanpa ilmu.

  • Seorang Muslim juga wajib menuntut ilmu (mengetahui) tentang apa-apa saja yang termasuk dari perilaku-perilaku yang tercela (akhlak mazmumah), agar ia bisa menghindarinya.

  • Setiap Muslim wajib mengisi seluruh waktunya dengan berzikir kepada Allah, berdoa, memohon seraya merendahkan diri kepadaNya, membaca Alquran dan bersedekah guna terhindar dari marabahaya.

  • Tidaklah ilmu itu dituntut kecuali untuk diamalkan.

  • Mengamalkan ilmu berarti berani “meninggalkan” dunia (bersifat wara) untuk kebahagiaan akhirat.

  • Setiap Muslim haruslah mempelajari ilmu yang bermanfaat dan menjauhi ilmu yang tidak berguna, agar ilmunya tidak membahayakan dirinya.

Assalamualaikum

dengan mengucap bismillahirrohmanirrahim.. mudahan blog ini bermanfaat bagi kaum Muslimin di mana saja.